Senin, 26 April 2010

MENGAJAK ANAK MENGENAL HOBBY AYAH

Berpetualang ke tengah hutan (off road)
Belajar memahami orang lain bisa kita tanamkan sejak dini pada putra-putri kita. Mengajarkan pada anak untuk menghargai hobby seseorag dapat meningkatkan social skill sang buah hati. Dengan memahamkan minat orang lain terhadap sesuatu akan mengajarkan pada anak bahwa setiap manusia itu unik dan tidak semua kesukaan kita disukai orang lain. Tidak semua keinginan kita sama seperti keinginan orang lain.
Kakak seringkali bertanya, “ Bu, kenapa sih ayah seneng banget naik trail dan off road, kan ngeri jalan-jalan ditengah hutan.”Pertnyaan serupa pasti seringkali terlontar dari bibir mungil putra-purti kita. Kenapa ayah suka otak-atik barang elektroniki dan ibu kok lebih suka menyulam?
Para orang tua pasti sudah memahami bahwa rasa ingin tahu anak sangatlah tinggi. Oleh karena itu tidak ada salahnya memperkenalkan kegemaran orang tua pada anaknya. Seperti yang kami lakukan pada anak-anak kami. Seringkali ketika ayah pulang ngtrail atau off road sering bercerita” Yang Alhamdulillah tadi ayah berhasil melewati jalan yang ekstrim… kemiringannya hampir 90 derajat” atau cerita tentang “ Badan ayah sakit banget, tadi habis jatuh ke parit ditengah hutan dan ketindih motor” atau “ “Seru banget bang, tadi mobil ayah miring tapi Alhamdulillah meskipun mobilnya penyok ayah berhasil melewati jalanan ekstrim dengan panduan navigator ayah.”
Cerita ayah yang sangat antusias kepada anak tentang hobinya sering juga menimbulkan pertanyaan di benak anak. “Kenapa ayah sering jatuh, mobil miring tapi kok hamper tiap minggu masih turun?” Dan ketika ada pertanyaan seperti itu ayah berinisiatif untuk mengajak kami off road berpetualang ke hutan tapi dengan catatan..”Ngambil rutenya jangan yang terlaalu ekstrim ya yah.”
Hari yang ditunggu telah tiba, aku menyiapkan minuman, jajanan dan buah untuk bekal dan ayah menyiapkan tempat duduk untuk anak-anak. Memasang lagi jog belakang dan meletakkan ban serep diatas mobil. Kami menyiapkan segala sesuatunya agar anak-anak bertambah antusias menunggu petualangan pertamanya melewati jalanan ekstrim bersama ayah.
`Jam 12:30 abang pulang. Jagoan kami segera berganti pakaian dan selalu naik turun mobil kerana sudah tidak sabar menunggu. “ Ibu ayo kita jalan-jalan ke hutan..” Sabar abang.., kita kan nunggu kakak “ “kakak lama banget sih” keluhnya, “ Tunggu dulu ya.., abang maen sama adik dulu , ok.” Jam 17:15 kakak pulang sekolah, dan setelah semuanya sholat ashar kami berangkat .
Bismillahirohmanirrohim, petualanganpun dimulai…, ketika masih melewati jalan aspal anak –anak masih dapat duduk santai sambil menikmati bekal kami. Tapi ketika melewati medan yang sebenarnya…… “ aaa….ayah..” tubuh kami terasa terlempar-lempar dalam mobil. Kami semua tertawa.. teriak… Perasaanku bercampur aduk antara senang.. seru..dan khawatir.
Saat kami merasakan “nikmatnya” goncangan dalam mobil tiba-tiba jauzaa, sang adik menangis. Dan ketika aku melihat kebelakang ternyata anakku yang masih berusia 2,5 tahun itu kejedot karena kehilangan keseimbangan akibat mengantuk. Akhirnya adik duduk dipangkuanku. Petualanganpun masih berlanjut. Abang senenang sekali karena melihat banyak anjing berkeliaran, sapi yang digembalakan oleh bapak-bapak tua. Sesekali kami melempar senyum pada orang-orang yang sedikit sekali kami temui di jalanan.
Berbeda dengan kakak. Kakak mengamati anak-anak dan orang dewasa yang tinggal jauh dari listrik dan jalan raya. “Bagaimana mereka keluar dari sini ya bu?”. Kamipun dengan senang hati memberi pemahaman pada sang kakak. “inilah kehidupan kak, lihat mereka, kalau mereka ingin belanja kebutuhan mereka aja mereka harus berjalan melewati jalan yang kita lewati tadi …. jangankan berpikir pergi ke BC (Balikpapan Center), WC aja mereka ga punya… Itu tandanya kita harus terus dan lebih bersyukur.” Sedikit kata-kata tapi InsyaAllah akan mengena dan selalu dikenang oleh anakku.
Satu jam berlalu. Tubuh kami terasa lebih baik karena sudah mobil sudah masuk ke jalan raya lagi. Petualangan yang menegangkakan kata anak-anak. Kami pun bertanya siapa yang besok mau ikut off road lagi?” “saya.” Ternyata hanya abang yang mau… mungkin karena dia laki-laki.
Sebuah pengalaman dan petualangan berharga buat kami. Mari kita jadikan moment-moment kita berharga. Terlebih untuk mendidik putra-putri kita karena mereka adalah investasi dunia akherat bagi setiap orang tua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar